Add caption

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyunting sebuah teks!

1. Ejaan
Penyuntingan tentang ejaan berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pemakai bahasa adalah kesalahan penulisan huruf kapital dan pemakaian tanda baca.

2. Keefektifan Kalimat
Kalimat disebut efektif apabila memiliki struktur yang tepat sehingga makna kalimatnya mudah dipahami dan tidak menimbulkan penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud penutur kalimat. Ciri-Ciri kalimat efektif antara lain sebagai berikut.
  • Kesatuan Gagasan. Kalimat efektif memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
  • Kesejajaran. Kalimat efektif memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
  • Kehematan. Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
  • Penekanan.  Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan dengan cara mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
  • Kelogisan. Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.

3. Pemilihan Kata
Sinonim dalam bahasa Indonesia tidak berlaku mutlak, artinya meski sebuah kata memiliki arti yang hampir sama bukan berarti bisa saling bertukar tempat. Oleh karena itu, pemakaian kata harus membertimbangkan ketepatan pemilihan kata atau diksi.

Berikut ini adalah cara menyunting sebuah karangan
  • Membaca karangan secara tuntas dengan tujuan mengetahui gambaran keseluruhan isi karangan. Ini penting agar sang penyunting juga memahami konsep karangan yang diinginkan oleh penulis. Seorang penyunting tidak boleh begitu saja mengubah sebuah karangan tanpa mengetahui konsep yang diinginkan oleh penulis. Hal itu disebabkan, sebuah karangan menunjukan identitas penulisnya. Jika buku diubah terlalu dalam oleh sang penyunting, dikhawatirkan ciri khas penulis akan hilang.
  • Menandai bagian-bagian yang meragukan. Bagian-bagian yang meragukan ini bisa diberi tanda dengan pensil berikut keterangan ataupun catatan singkat. Kemudian, seorang penyunting perlu berkonsultasi dengan penulis untuk membahas ”temuan-temuan” tersebut. Tujuannya adalah untuk mencari titik temu.
  • Penyunting memperbaiki karangan dengan memperbaiki beberapa temuan sebelumnya perbaikan tersebut, misalnya dalam hal konsep maupun kebahasaan.